Friday, January 8, 2010

Wanita Usia 45 tahun dan Obesitas


Kemarin saya ke dokter gizi di Rumah Sakit Omni Pulomas, Jakarta Timur. Sakit? Tidak, tapi saya ingin berkonsultasi mengenai kondisi berat badan saya yang sejak awal tahun 2006 cenderung naik. Sebelumnya dengan tinggi badan 157 cm, berat badan saya biasanya berkisar 57 kg dan itu terasa cukup ideal bagi saya yang sudah melahirkan sebanyak 3 kali. Sebelum menikah berat badan saya 47 kg dan setelah melahirkan anak pertama berat badan saya bertambah 5 kg menjadi 52 kg yang mana berat itu bertahan meski sempat naik waktu melahirkan anak ke 2. Baru setelah melahirkan anak ke 3 (1996) dimana saya memasuki usia 30 tahunan, maka berat badan saya menjadi 57 kg. Bobot ideal bagi saya tersebut ternyata bisa bertahan cukup lama, yaitu hampir 10 tahun.

Namun memasuki usia 40 tahun disaat saya menunaikan ibadah haji (2006) selama hampir 1 bulan, pulang dari Mekkah berat badan saya bertambah 5 kg menjadi 62 kg. Tapi karena banyaknya kesibukan kerja yang ada, berat badan saya bisa turun dengan sendirinya menjadi 60 kg dan itu bertahan selama setahun ke depan. Tapi tahun 2007, karena saat itu saya harus banyak dirumah mengawasi anak-anak belajar dan membatasi kegiatan di luar, tanpa terasa berat badan saya naik dan naik terus sampai mencapai 65 kg pada waktu saya memeriksakan diri ke dokter gizi kamis kemarin (2010).

Pada mulanya saya tidak berminat untuk pergi ke dokter gizi karena bagi saya wajar pada usia ini berat badan bertambah. Sejujurnya saya juga malas untuk itu karena terasa merepotkan dan menyita waktu, apalagi my hubby tidak complain (hehe). Akan tetapi pola pikir saya berubah setelah beberapa hari yang lalu saya membaca artikel mengenai obesitas di google. Disana tertulis bahwa prevalensi obesitas tertinggi terjadi pada kelompok wanita berumur 45 tahun ke atas (9,2%). Saat ini, diperkirakan lebih dari 6 juta wanita dewasa Indonesia menderita obesitas. Dan saat ini obesitas yang merupakan salah satu faktor pendorong utama risiko penyakit jantung dan stroke.

Perlu juga diketahui bahwa mulai usia 45 tahun wanita memasuki masa pre-menopouse. Pre-menopause adalah suatu kondisi fisiologis pada wanita yang telah memasuki proses penuaan (aging), yang ditandai dengan menurunnya kadar hormonal estrogen ovarium yang sangat berperan dalam hal reproduksi dan seksualitas. Nanti pada usia 50 tahun, wanita akan masuk ke masa menopause yang mana pada masa ini wanita memiliki konsekuensi kesehatan yang serius.

Masalah utama kesehataan pada masa menopause adalah penyakit jantung dan stroke. Pada tahun 2000, penyakit jantung menduduki urutan pertama penyebab kematian wanita di Amerika Serikat (366.000 kasus). Tempat kedua diduduki oleh stroke (103.000 kasus). Kebanyakan kasus tersebut terjadi pada usia menopause. Angka ini jauh di atas angka kematian yang disebabkan oleh kanker payudara yang hanya 42.000 kasus. Jadi,kedua alasan yang berujung pada masalah kesehatan itulah yang mendorong saya berbegas memeriksakan diri ke dokter gizi.

Terdapat dua golongan besar faktor risiko penyakit jantung dan stroke, yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi usia, riwayat keluarga, jenis kelamin, dan ras. Sedangkan faktor risiko yang dapat diubah adalah rokok, kadar kolesterol dan lemak darah, tekanan darah, aktivitas fisik, obesitas, dan diabetes melitus. Jadi, meski kita tidak bisa mencegah beberapa resiko yang memang tidak bisa diubah seperti bertambahnya usia dan lain lain, maka tentunya obesitas adalah salah satu faktor yang kita bisa ubah.

Berdasarkan pengalaman sendiri, sering saya bertanya-tanya dalam hati mengapa pada usia sebelum 40 tahun berat badan kita bisa tetap stabil, meski dulu tidak/jarang berolah-raga. Tapi setelah memasuki usia 40 tahun kenapa terjadi hal yang berbeda. Femina-online menuliskan, bahwa di rentang usia ini, wanita sudah mulai kehilangan massa otot dibanding masa-masa sebelumnya. Hilangnya massa otot itu kemudian akan tergantikan oleh massa lemak. Tak heran bila berat badan pun meningkat. Selain itu, upaya menurunkan berat badan di usia ini jauh lebih sulit dibandingkan sebelumnya. Misalnya, jika di umur 20-an atau 30-an kita bisa membakar 1.000 kalori hanya dengan berlari selama setengah jam, hal yang sama tidak bisa lagi terjadi di saat usia kita sudah mencapai 40 tahunan. Hal ini berkaitan dengan Basal Metabolic Rate (BMR) atau kebutuhan energi basal seseorang. “Makin tua usia seseorang, maka BMR-nya juga akan makin rendah,” ujar dr. Fiastuti. Dengan kata lain, makin tua seseorang maka kemampuan tubuhnya bermetabolisme untuk menghasilkan energi juga akan makin rendah. Ini berkaitan dengan massa otot (sebagai bahan bakar metabolisme), yang makin berkurang seiring dengan meningkatnya usia.

Nah, apabila bobot badan kita jauh di atas normal, terutama jika timbunan lemak berada di sekitar pinggang (apple-shape), nanti akan meningkatkan masalah kesehatan, yaitu tekanan darah tinggi, kadar kolesterol darah yang tinggi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Wanita yang menderita diabetes berisiko terkena serangan jantung 3-7 kali lebih tinggi daripada risiko pada wanita sebayanya yang tidak menderita diabetes.

Saat ini UHH wanita Indonesia adalah 67 tahun. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan UHH orang Indonesia adalah 75 tahun pada tahun 2025. Hal ini berarti wanita memiliki kesempatan untuk hidup rata-rata 25 tahun lagi sejak awal masa menopause. Tentunya kita menginginkan masa yang panjang ini bisa kita nikmati dengan penuh kesehatan dan kebahagiaan bersama hubby dan anak cucu.

Setelah saya berkonsultasi dengan dokter ahli gizi tersebut, beliau menyarankan 2 cara utama untuk saya dan kita semua wanita di atas 45 tahun terhindar/mengurangi obesitas, yaitu:
  1. Perbaikan diet : Diet yang rendah kalori dan tinggi serat perlu diupayakan. Caranya membatasi konsumsi daging, ikan atau unggas maksimal 150 gram per hari.Meningkatkan asupan makana tinggi serat, antara lain roti/sereal tinggi serat, sayuran serta buah-buahan.

  2. Berolahraga secara teratur : Mulailah berolahraga dengan teratur, minimum 3 kali seminggu, dan paling sedikit 20 menit lamanya setiap kali anda berolahraga. Selanjutnya biasakan berolahraga setiap hari, jalan 30 menit tiap hari akan membakar 150 kalori, dan dapat menurunkan berat badan hingga 6-7 kilogram dalam setahun.
Nah, kiranya uraian saya bisa menimbulkan semangat untuk mengurangi obesitas kita sendiri...dan tidakkah kita ingin secantik Catherine Zeta Jones? :-)

No comments: